Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Kehidupan

Derita, duka dan luka yang selalu singgah. Bahkan bukan hanya itu saja. Sedih, sakit dan lara  juga membungkam jiwa. Takdir yang melekat erat di kehidupan. Tak mungkin dapat di singkirkan. Kepastian dari-Nya dalam kehidupan. Tak mungkin dapat di elak kan. Letih dan lelah selalu menyelimuti,hidup yang biasa ini. Seakan-akan rapuh akan hidup yang tiada arti. tersengkur dan tak mampu menjalaninya lagi. Tetapi, Mana bisa ku mengakhiri hidup ini. Jika nikmat yg diberikan-Nya melampaui rasa letih ku, lelahku dan rapuh ku. Akan drama hidup yang sangat menyiksa ku. Usang dan berdebu diri ku, karena dosaku. Tuhan, Maafkan aku, Maafkan atas lintasan sejenak pikirku.  Pikiran yang tak mensyukuri, kehidupan yang Engkau beri. Beni anfriska nata Kehidupan

Ku Coba Baca Hatimu

Ku coba baca hatimu, Namun ku tak mampu. Ku rasuki seluk beluk ruang hatimu, Namun aku tersesat sangat jauh. Berkeliaran tanpa arah, Berjalan tanpa harapnya, Berharap tanpa timbal balik perasaannya. Ku coba baca hatimu, Namun,kabut perasaanmu menyesatkan ku. Ku coba baca hati mu. Namun  prosa dan majas yang ku punya, tak cukup untuk menggaji perasaan mu terhadapku. Bagaikan melihat bintang tetapi tertutup awan hitam. Bagaikan melihat matahari dengan mata telanjang. Bagaikan seorang buta membaca sastra. Sehingga, Sampai kini. Hatimu bagaikan buku yang beribu-kata, namun yang kulihat hanya ribuan kertas putih. Beni anfriska nata Ku coba baca hatimu. #tulisan amatir

Sang pujaan hatiku

Merona merah wajah manismu, Tersipu malu senyum mu. Tak mampu aku menahan kekaguman itu, Hingga mata tak sekejap pun berkedip untuk memandangmu. Sekilas pandangan, Membuat jantung ku berderak tiada henti dan berdengkup kencang. Apalagi, tatapan balik mata memandang ku. Segala hal di diriku, terdiam bersama malu. Senyum manisnya, Meranjaukan ku dalam perangkap salah tingkah. Meski.. Wajah itu pernah ku temui. Tetapi, takjubku tetap selalu mengugah relung hatiku. Mengoncang, mengetarkan,merasuk hingga ke dasar hati yang terdalam. Bila nanti, wajah manis itu ku jumpai lagi. Tak akan ku diamkan bibir ini membisu, malu yang menggebu, dan rasa yang ini membeku . Karena hasrat terdalam relung hati, akan ku utarakan kepadamu. Sang pujaan hati. Beny anpfriska nata Sang pujaan hati

Heran

Kadang, tak terpikirkan ku dengan drama dunia. Kadang, tak terbesitkan ku dengan    prinsip penghuninya. Kenapa tidak? Tidak sedikit, insan yang tidak mau dikenal. Ia suka hening dan sunyi sebagai sabahatnya. Kenapa tidak? Tidak sedikit, orang yg sama-sama memiliki prinsip, mengelabui makna pikirannya. Kenapa tidak? Tidak banyak, orang yang berimajinasi positif dengan kata-kata. Heran. Terbelenggu ku untuk memikirkanya. Tercengang dengan jalan akal yang di tuangkannya. Lantas. Sekilas lewat , khayal pikirku merangkul kata-kata aneh. mendekap dan menyelimuti bagaikany hewan berwajah manusiaKadang, tak terpikirkan ku dengan drama dunia. Kadang, tak terbesitkan ku dengan    prinsip penghuninya. Kenapa tidak? Tidak sedikit, insan yang tidak mau dikenal. Ia suka hening dan sunyi sebagai sabahatnya. Kenapa tidak? Tidak sedikit, orang yg sama-sama memiliki prinsip, mengelabui makna pikirannya. Kenapa tidak? Tidak banyak, orang yang berimajinasi positi...

Seruan ikrar 28 oktober 1928

Gambar
 Seruan ikran 28 oktober 1928 Oleh: Beni Apriska Jalan kramat raya nomor 106 jakarta pusat Rumah pondok tempat berkumpulnya jong java, Kini, Telah menjadi salah satu tonggak sejarah Kini, Telah menjadi salah satu peristiwa pemersatu pemuda Berabad-abad tahun Indonesia di jajah Di caci, di hina, dan di siksa. Berabad-abad tahun Indonesia di jajah Hingga tak tau lagi nama kebangsaannya. Berabad-abad tahun Indonesia di jajah Hingga tanah negeri indah bersimbah dan berlantai darah. Tangis derita tiada terbendung lagi, Darah dan nyawa pejuang-pejuang menyelimuti negeri. Seakan-akan  kebebasan tak dapat di raih, Kemerdekaan tak dapat lagi, bahkan kehidupan tiada terasa lagi. Negeri ini mati, bangsa tak tau lagi jati diri. Namun, Seruan suara 28 Oktober 1928 hari itu .  membangkitkan lagi jiwa bangsa untuk mengusir penjajah. Menegakkan kembali semangat kesatuan dan persatuan bangsa. Menunjukan bahwa Negara ini adalah punya bangsa Indonesia bukan penj...

Untuk Kamu Sang Pembaca

Jika mega itu bukan warna, maka pelangi itu tak indah. Jika langit itu hanya gelap dan berkabut awan, maka bintang itu tidak ada. Jika hari ini tak ada, mungkin aku pun tiada. Syukur ku karena variasi kehidupan itu masih ada, Mungkin tanpa sedih aku tidak bisa belajar dari arti sakit. Mungkin tanpa tawa aku tak bisa merasakan bahagia. Mungkin tanpa kamu aku tak bisa merasaka rasa cinta. Dengungan syair yg indah, tetapi ini bukan syair . Hanya kata-kata indah yang aku rangkai, untuk kamu sang pembaca.