Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020
 bumi menanti matahari akan sinarnya pada siang menjelang Bumi menunggu Bulang dan bintang untuk menghiasi malamnya ketika sisi tubuhnya gelap tanpa cahaya. Bumi berharap selalu hujan, ketika dirinya akan dalam kegersangan. Bumi terpaku menatap dan mengagumi pelangi yang terbentang. Bumi tercengang saat senja meliputi dirinya. Tetapi, apakah bumi pernah berharap kepada langit? Langit yang sebab diantara itu? Meminta bulan, bintang dang matahari menyinari bumi. Menjatuhkan hujan yang merupakan air matanya demi menyelamatkan bumi. Membuat lukisan indah ditubuhnya yaitu senja untuk menghibur sang bumi. Bumi apakah engkau tau tentang langit? Apakah engkau pernah berbicara tentang langit? Apakah engkau menatapnya sebagai langit, sama saat langit memandang mu tanpa berharap apapun dari mu? "Aku ibaratkan langit dan kamu bumi, lantas apakah engkau tau tentang rasa ku yang ingin mendekap mu? Entahlah  itu tak mungkin, Mustahil, absurd, Impossible."
Status mu apa? Kalau cuma sebatas kata-kata ya percuma. Apalagi kalau bukan apa-apa, kata pun tiada apalagi yang ada ikatannya. Yakin, mau bertahan? "Aku enggak perduli tentang status, karena cinta memang tak harus memiliki. Cukup luapkan dan tuangkan hingga ia tau. Sisanya, takdir akan menjawab dan tentu ia berpikir kalau aku benar-benar memiliki rasa tentangnya."
Ketika hati sudah terpaut dan terbuat satu nama di dalamnya, maka bahagia dan senyum mereka saat mata bisa memandangnya, senang tak terkira saat anggunnya mampu dilihat meski dengan jarak. Namun sesak rasanya ketika ia hilang enta dimana, pergi enta kemana, tanpa jejak untuk diikuti, tanpa kabar ketika hati mencari.
Bolehkah aku menunggu! menunggu untuk menjadi milik mu yang halal.  Karena jawaban mu, belum ada jawaban terang. Bolehkah aku menanti mu! Menanti hati mu untuk menyambut cinta ku.  Karena ku tau engkau ragu akan cinta itu. Bolehkah aku jujur! Jujur bahwa semakin masa berlanjut, perasaan ini kian merasuki.