Celoteh diri dan Sautan hati

Celoteh diri dan Sautan Hati
Karya : Beny Anpriska Nata

Aku berjalan di atas gurun
Tiba-tiba , angin menerpa.

Mata ku terpejam,
Tebuh ku penuh debu,
Dan aku duduk merunduk untuk bertahan.

Aku terbang dengan sayap pinjaman dewa,
Tiba-tiba sayap ku patah,

Aku terjatuh, Tersungkur, dan terhempas ke bumi.

Goresan luka menyelimuti tubuhku
Memar membiru di sekujur tubuh
Dan aku pun terbaring tak bisa bergerak

Sejak itu,
Aku berhenti berkhayal, berimajinasi dan berharap akan mimpi.
Sejak itu,
Aku lirih akan hidup.

Diri ku berceloteh tanpa henti.
Mencaci dan memaki diri sendiri.

Kenapa?
Kenapa diri ini selalu terpuruk dalam hidup?
Apakah takdir ku menjadi orang yang terhina?
Apakah takdiri ku tidak ada kata-kata bisa?

Selepas celoteh diri.
Hati ku menyaut.

Wahai diri,
Semua bukan karena takdir, bukan karena kamu tak bisa, juga bukan pula karena kamu terpuruk dan terhina.

Semua terjadi, karena belum waktunya engkau menjadi istimewa.
Karena kamu istimewa,
Dan tak akan mungkin, Tuhan memberikan Hadiah sederhana. Untuk orang yang istimewa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA (Prosa_puisi frasa part 6), next, nantikan.. kisah tidak akan pernah berakhir_beny_anpriska_kanata

Panda

Apakah kamu waras! Dunggu/Dajjal -Emmanuel Macron. # Q.S Al - Kafirun ayat 6 "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."