From palu

Senja petang bermega ungu, diriku tersenyum melihat keindahan itu.
Namun, serentak waktu berbalik arah.
Senja yang ku lihat berganti awan hitam berkabut.
Sembari cepat senyumku hilang.


Aku tak tau apa yang terjadi?
Aku tak merasakan kedasyatannya derita itu.
Hingga,
Jeritan tangis terdengar oleh hati.
Suara kepedihan merasuk kalbu.

Ku dengar,
Bumi mengoncangkan tubuhnya,
Meretakkan tanah denga dasyatnya, hingga memekikkan suara tangis.

Teduhan diri runtuh seketika.
Wadah untuk melanjutkan perjuangan hidup, tiada bekasnya.

Sekejap aku merenung ,
Berita dasyat mengucang tangis ku,
Ratapan keras ku memohon dan sujud Kepada-Mu.
"Ya allah,
Aku tau , dosa ku melebihi tingginya gunung,  meluap melebihi samudera, terbentang melebihi dunia.
Aku tau , diri ini sangatlah hina. Tak pantas berdoa kepadamu.

Tapi, atas semua itu. Aku mohon kepadamu, akan hiraukan diriku. Tetapi panjatkan hasratku.
Panjatkan doa ku. Untuk saudaraku. Dengan hidayamu, aku memohon kekuatan hati untuk suadaraku.
Namun,
Jika Engkau menguji bahkan menegurnya,
Aku meminta kasih sayangmu agar bisa menuduhkannya. Aku minta ampunan mu akan dosa-dosanya."

28 september 2018
Berita dahsyat mengubcang Tangis.
Beny Anfriska Nata

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA (Prosa_puisi frasa part 6), next, nantikan.. kisah tidak akan pernah berakhir_beny_anpriska_kanata

Panda

Apakah kamu waras! Dunggu/Dajjal -Emmanuel Macron. # Q.S Al - Kafirun ayat 6 "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."