Ia Bulan dan Bintang
Terbitnya selalu menantikan warna jingga, dengan perlahan ia tenggelam bagaikan ditelan bumi, warna dunia menjadi gelap kelam, terang dan cahaya yang menerangi berubah menjadi ketakutan yang merasuk.
Ku lihat seramnya gelap tak jadi ku takutkan, ku kira ku tak dapat melihat ketika ia datang, ku kira gelap akan menemani ku di sepanjang malam.
Tapi, ternyata kira-kira ku hanyalah asupan pikirku yang cemas akan indahnya hari dengan gelap kelam yang berjumpa.
Ku temukan hiasan indah yang membuat mata ku terpesona, bibir tersenyum dan terengah melihat anggunnya suasana. Cahaya-cahaya kecil yang bergelip bersinar dengan cantik, serta penerang malam yang indah menjadi pelengkapnya.
Ia bulan dan bintang , suatu benda galaxi angkasa yang mengugah hati dengan penuh senyuman manis dan seakan ingin berkata "gelap dan kelamnya malam yang indah melebihi birunya langit disiang hari".
Sunyi, sepi dan tenang perlahan-lahan mengoyakan ketakutan. Angin yang berhembus sendu membuat ku terlena dengan sejuknya. Dan kini ku sadar bahwa gelap dan kelam itu tak selamanya menakutkan.
@Benyanpriskakanata
Komentar
Posting Komentar